Senin, 28 Maret 2016

Pengampunan Dosa Bag.1 : Pemberian bukan usaha kita

Shallom bagi para pembaca setia. Jika kita berbicara tentang " Pengampunan " maka dalam Alkitab ada 2 versi, yaitu atas dasar perbuatan manusia dan atas dasar anugerah. Hal inilah yang membuat para pembaca Alkitab menjadi bingung??? Untuk jelasnya kita dapat lihat pada ayat berikut :

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." ( Matius 6 : 14 - 15 )
 
Kalau kita membaca ayat di atas maka pengampunan di sini adalah sesama manusia agar kita dapat pengampunan dari Allah. Jadi dengan kata lain ada aksi dari kita maka Allah baru bereaksi. Maka kata "pengampunan", Yunaninya ἀφίημι ( aphiēmi ) dalam bentuk kata kerja. Hal ini menunjukan usaha manusia untuk mendapat pengampunan. Jadi merupakan sesuatu yang manusia harus usahakan.

Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. ( Matius 26 : 28 )
 

Tapi pada ayat ini menjelaskan tentang masa depan ( propetik ), bahwa pengampunan adalah pemberian Allah. Kata "pengampunan ", Yunaninya ἄφεσις ( aphesis ) merupakan kata benda. Jadi pengampunan di sini bukan hasil daya upaya kita tapi karena pemberian Tuhan tanpa syarat. Jadi jikalau kita belum mengampuni seseorang, apakah Tuhan tetap mengampuni kita??? penulis katakan : " YA !!!". Sebab jika ada syarat artinya bukan pemberian tapi atas dasar upaya kita.

Kalau kita melihat di atas maka ada dua bentuk kata "pengampunan", yaitu kata kerja (
ἀφίημι ( aphiēmi )) dan kata benda ( ἄφεσις ( aphesis )). Namun kalau kita baca secara keseluruhan maka kata "pengampunan" sebelum Yesus disalib adalah kata kerja tetapi setelah Yesus telah disalib maka menjadi kata benda. Kata benda menunjukan bahwa "pengampunan" merupakan sesuatu pemberian.

Penulis menyadari bahwa ada beberapa istilah pengampunan yang menggunakan kata benda sebelum salib dan kata kerja sesudah salib, namun kita harus melihat konteks secara keseluruhan. Untuk mempermudah penjelasan mari perhatikan ayat berikut :

Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa.  Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa. ( Kisah 13 : 38 -39 )
 

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, ( Efesus 1 : 7 )

Perhatikan kedua ayat di atas,  Kita tahu bahwa hukum Musa ( Taurat ) bergantung dengan perbuatan kita, jika kita berbuat baik maka kita akan menerima berkat tetapi juga sebaliknya. Tapi ayat di atas menegaskan bahwa pengampunan dosa tidak diperoleh dari hukum Musa ( Taurat ) tapi menurut kekayaan kasih karunia-Nya ( artinya pemberian ).
Jadi jelaslah sudah bahwa pengampunan dosa bukan bergantung dari perbuatan kita tetapi anugerah Tuhan semata-mata melalui kematian Yesus di kayu salib. Oleh karena itu kita harus bisa memahami konteks Yesus ketika berbicara sehingga firman Tuhan tidak diterima mentah-mentah. 


Kesimpulan:
Keselamatan adalah kasih karunia. Semua itu tidak bergantung pada usaha kita tetapi semata-mata karena kemurahan Tuhan.

Realitas
Tidak dapat terlihat. Seperti seseorang yang mendapat maaf maka orang tersebut mendapat kelegaan dalam hatinyanya dan merasakan sukacita. Namun walau sukacita dalam hati namun reaksi secara sikap kadang tidak terlihat padahal hatinya bahagia.
Tetapi jika pengampunan kita peroleh selanjutnya apa???
Perlu pembaca sadari bahwa pengampunan adalah hal yang sulit Tuhan lakukan bagi manusia???? Hal ini benar adanya. Kita akan lanjutkan pada "Pengampunan Bag.2.

--------------------------Tuhan Yesus memberkati ------------------------

Tidak ada komentar: