Jumat, 11 Maret 2016

Belajar dari Petrus 5 : Yesus memberi kelegaan

Shallom kepada para pembaca semuanya. Topik yang akan ditulis masih berkaitan dengan Petrus. Kalau kita perhatikan dengan ayat yang sama dengan topik sebelumnya ( BdP 4 ) maka kita dapat melihat banyak kebebasan dalam hidup kita bersama Yesus. Untuk jelasnya kita dapat lihat ayat berikut ini :

Setelah selesai berbicara, Ia ( Yesus ) berkata kepada Simon : " Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. ( Lukas 5 : 4 - 6 )




Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan( Yohanes 21 : 3 - 6 )

Petrus dan kawan-kawannya ( murid-murid ) sebelum mengikut Yesus , pekerjaannya adalah nelayan. Jadi tak kala Yesus memanggil mereka sebagai murid-muridnya, maka Ia mengatakan akan menjadikan mereka "Penjala Manusia ". 
Hal menarik dari kedua ayat di atas adalah dikatakan bahwa Petrus dan kawan-kawannya ( karena nelayan pada umumnya berkelompok ) sudah sepanjang malam bekerja keras namun tidak mendapatkan ikan. Menurut penulis Petrus dan kawan-kawannya merupakan nelayan yang berpengalaman sebab mereka melakukan pada malam hari. Memang  nelayan tradisional menangkap ikan pada malam hari sebab jika siang hari ikan sudah menyebar kecuali pada kasus-kasus tertentu, seperti ikan salmon yang pulang untuk bertelur pada musim tertentu maka ikan-ikan tersebut akan berkumpul dari laut menuju sungai.
Pada ayat ini menjelaskan bahwa Petrus dan kawan-kawan sudah dalam posisi buntu , kehabisan akal entah harus bagaimana lagi untuk mendapatkan ikan sebab segala upaya sebagai nelayan sudah dilakukan ( kalau boleh dikatakan secara ekstrim yaitu kaki jadi kepala, kepala jadi kaki ).
Namun hal ini menjadi berbeda ketika Yesus hadir, dimana jalan yang tertutup menjadi terbuka. Hal ini tidak memerlukan keahlian Petrus secara utuh sebagai nelayan sebab hanya menebar, menarik jala maka memperoleh banyak ikan. Sebagai nelayan mendapat ikan yang banyak itu adalah kerinduan dan sukacita yang besar dalam hidupnya. Segala beban persoalan hidup menjadi lenyap karena beban yang menghimpit hidupnya telah lenyap.

Kesimpulan :
Apapun persoalan, masalah atau beban yang menghimpit hidup kita akan lenyap ketika Yesus ada bersama kita. Kita sebagai orang Kristen, Yesus ada dalam hidup kita ( Roh Kudus memetaraikannya )  sehingga kita selalu hidup dalam kebebasan, kemerdekaan, kelimpahan, sukacita dan damai sejahtera, sebab Yesus ada dalam hidup kita selalu ( Yesus pokok anggur kita ranting-rantingnya sehingga kita mendapat sumber kehidupan dari Yesus selalu --Yohanes 15 : 5 ).

Realitasnya :
Sungguh sangat menyedihkan, banyak orang Kristen hidup dalam keadaan terikat, mengalami kebuntuan , entah tidak tahu harus bagaimana lagi????? bingung??????. Sebab segala persoalan yang dihadapi tak kunjung mendapatkan penyelesaian. Beda sekali dengan Petrus ( kisah di atas ). Berdoa tapi entah??? harusnya kita segera mendapat jawaban sebab Roh Kudus sudah turun sehingga kuasa Yesus sudah tidak dibatasi keadaan jasmani seperti ketika Yesus ada di bumi. Hal ini sungguh ironis sekali sebagai pengikut Yesus.
Penulis pernah bertanya dengan beberapa orang dengan latar belakang agama yang berbeda dan sama, ternyata jawaban mereka sama, yaitu bingung menghadapi persoalan hidup yang ada dan tidak tahu harus apa lagi selain pasrah dan pasrah, seperti daun kering ditiup angin.

Ungkapan :
Penulis heran dan kecewa, di mana engkau Yesus??? apakah engkau sudah melemah ???? apakah engkau sudah tidak sanggup karena jumlah manusia yang 7 Miliar ini??? Sebab jika seperti ini apa pantas engkau disebut Tuhan, Allah atau apalah semauMu !!!!! sebab nama yang dikatakan "Nama di atas segala Nama" tak lebih dari untaian kata-kata saja.
 

Tidak ada komentar: