Senin, 24 Agustus 2015

Agama dan Taurat Bag,2

 Salam sejahtera bagi pembaca semuanya.


Tulisan berikut ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya yaitu Agama ( ajararan gila dan mabok) dan Taurat bag.1. Agar pembaca lebih memahami tulisan berikut maka sebaiknya membaca yang bagian sebelumnya sehingga bisa memahami konsep tulisan ini dengan lebih baik.
Kita menyadari bahwa hakekat Agama dan Taurat pada dasarnya adalah sama yaitu berbuat kebaikan ( mentaati perintah Tuhan dan menjauhi larangannya ) dan banyak melakukan amal. Semuanya dilakukan atas dasar kemampuan manusia itu sendiri.
Kalau kita bicara Taurat maka ini milik bangsa Yahudi ( Israel ) saja tapi kalau kita bicara Agama maka semua bangsa memiliki Agama. Coba perhatikan bahwa setiap agama pasti menekankan atas segala usaha dan kemampuan manusia untuk mendapatkan hasil, upah atau hadiah baik untuk masa kini ( di bumi ini ) maupun untuk yang akan datang ( surga ). Untuk mempermudah pemahaman ini maka kita lihat Taurat ( hukum Taurat ) pada ayat berikut:

Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musapun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN. ( Keluaran 19 : 8 ) 

Pengertian kata lakukan mengandung beberapa pengertian :
1. Dalam KJV, diterjemahkan  deal
2. Berasal dari kata עָשׂה ( āśāh , Ibrani ) yang dalam Brown-Driver Brigg' Hebrew Definition : to deal, to produce.
3. Dalam ποιέω ( poiéō , Yunani ) yang dalam Thayer' Definition : to produce.
Kata to deal, to produce, merupakan kata-kata yang penulis gunakan untuk mendukung pengertian kita tentang hukum Taurat sehingga kita mengerti maksud yang terkandung dalam Perjanjian Lama.


To deal menurut artikata.com adalah an agreement between parties (usually arrived at after discussion) fixing obligations of each, terjemahannya kesepakatan antara pihak (biasanya ada setelah diskusi) menetapkan kewajiban masing-masing. To produce menurut Oxford Advanced Leaner's Dictionary adalah to cause a particular result or effect, terjemahannya menimbulkan hasil atau efek tertentu. Jadi kalau kita terjemahkan secara bebas dari pengertian di atas maka kata lakukan maksudnya adalah jika kita taat akan firman Tuhan maka Tuhan akan memberkati tapi jika tidak taat maka Tuhan tidak akan memberkati. Jadi terlihat bahwa adanya kesepakatan antara Tuhan dan manusia untuk menjalani kewajibannya masing-masing.

Jadi Jelas sekali dari apa yang diuraikan di atas maka kita mengetahui bahwa jika manusia mampu melakukan kehendak Allah maka diberkati jika tidak mampu maka tidak diberkati alias dikutuk. 

Sejak keluar dari tanah Mesir, bangsa Israel  banyak melakukan sungut-sungut ( Kel 15:23-25 ; Kel 16:7-12 ; Kel 17:3-6 ) namun TUHAN tidak menghukum mereka tapi mengabulkan semua apa yang menjadi permintaan bangsa Israel. Namun kejadian menjadi berbeda ketika kata deal / produce dinyatakan terhadap Firman Tuhan ( Kel.19:8 ) maka TUHAN menjadi ganas dan kejam, karena hal ini dapat dilihat pada ayat berikut :  Kel 32:26-28 ; Bil 11 :1 ; Bil 14 : 29 ; Bil 16 : 41 - 49 ; Bil 16 : 31 ; Kel 16 : 41 - 50 ; Bil 21 : 4 - 6. Dari ayat-ayat yang disebut tersebut TUHAN membunuh, menulahi, menimbulkan penyakit, singkatnya murkanya selalu menyala-nyala sehingga ketika ada kesalahan yang diperbuat oleh bangsa Israel maka segala kesusahan diberikan kepada bangsa Israel. 
Jadi jelaslah sudah ketika kita mulai mengandalkan kekuatan sendiri maka bukan kemenangan yang diperoleh malah kesusahan. 

Realitas / Kenyataan :
Kita juga perlu menyadari bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda sehingga perbedaan inilah yang menentukan keberhasilan / kegagalan seseorang. Namun demikian keberhasilan manusia makin menjelaskan kita akan kebenaran dalam diri manusia , bahwa tanpa Allah kami bisa, kami mampu, kami berhasil, kami sukses. Hal ini dapat kita lihat pada negara-negara komunis atau orang yang atheis. 
Namun ada juga orang yang berbicara atas nama agama namun dalam tindakannya berbeda. Misal dalam hal uang, ada yang pelitnya sangat keterlaluan sehingga secara tidak langsung menunjukkan bahwa dia memerlukan perjuangan yang keras dalam memperoleh uang tersebut. Atau sebaliknya orang tersebut sangat royal sekali tetapi didapat dari tindakan yang melawan hukum, sehingga nilai spiritualnya tidak ada. Seperti yang terjadi di negara tertentu di mana ada seseorang yang membagikan hartanya atau kekayaannya kepada 50 puluhan wanita cantik dengan mudahnya, yang ternyata hanya untuk menghilangkan jejak hasil korupsinya. inilah yang lucu , ha..ha..ha.. ?!?!

Terlepas dari segalanya bahwa Alkitab pun menyatakan banyak keberhasilan  dan juga banyak kegagalan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.


Namun menurut penulis sebagai orang Kristen kita harus hidup dalam keberhasilan dan kesuksesan karena segala sesuatu sudah dikerjakan oleh Yesus untuk kita.
Tetapi salah satu standar yang bisa dilihat menurut penulis adalah kekayaan. Kalau pembaca hidup miskin maka : Hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar (Pengkhotbah 9 : 16). 
Namun demikian  apa yang dijelaskan di atas  masih merupakan wacana yang didapat dari firman Tuhan. Hal ini untuk mengkritisi Allah itu sendiri karena penulis secara nyata melihat banyaknya kesengsaraan yang dirasakan oleh umat Tuhan ( pengikut Kristus ) sehingga membawa kita dalam pengertian bahwa orang Kristen sebenarnya hidup dalam Taurat atau Kasih karunia????????
Untuk sementara tulisan sampai di sini dulu. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada tulisan berikut saja ya!.

Tidak ada komentar: