Suatu hari
di sebuah persekutuan doa, penulis bertemu dengan teman-teman dan mengucapkan
selamat tahun baru Imlek. Memang saat itu baru sekitar satu minggu dari tanggal
perayaan tahun baru Imlek. Namun sangat mengherankan adalah semua yang ada
menolak ucapan selamat itu dan melarang penulis untuk mengucapkan selamat tahun
baru Imlek. Lalu penulis bertanya: " ada apa yah, kenapa kita tidak boleh
mengucapkan selamat tahun baru Imlek?" lalu seorang teman mengatakan
demikian :" jika kita mengucapkan selamat tahun
baru Imlek maka secara tidak langsung kita merayakan / mendukung naga, karena
imlek sama dengan perayaan untuk naga yang adalah Iblis". Oh...
begitu toh!
Namun ada baiknya supaya kita jangan salah persepsi
tidak ada salahnya kita membahas hal Imlek ini sedikit serta perbandingan
dengan yang lain , oke yah!
1. Tahun Baru Imlek
Menurut tradisi China, tahun baru Imlek ini menandai
pergantian musim dari musim dingin menuju musim semi yang mana menurut
penanggalan international jatuh pada tanggal 21Januari sampai dengan 20
Februari. Jadi sebenarnya tahun baru Imlek adalah pesta / perayaan menyambut
musim semi yang mana hal ini berkaitan dengan bidang pertanian.
Seperti kita ketahui bahwa pada masa itu mayoritas
penduduk di China adalah petani. maka agar panen di musim semi itu tidak gagal
dan berhasil dengan baik maka para penduduk ini pergi ibadah ke kelenteng,
memohon kepada dewa-dewa agar dijauhkan dari segala malapeta sehingga panennya
berkelimpahan. Selain itu juga ada naga yang menghiasi
kelenteng.Orang-orang China memandang naga sebagai binatang yang luar biasa
karena dapat hidup di air, darat dan udara. Oleh karena tak heran jika naga
dijadikan sebagai simbol.
2. Hari Natal
Hari natal adalah hari untuk merayakan kelahiran Tuhan
kita Yesus Kristus. Namun hal yang harus kita pertanyakan apakah tanggal 25
Desember hari kelahiran Yesus? Mari kita lihat ayat berikut ini :
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal
di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu
malam.
Lukas 2 : 8
Andaikata Yesus lahir pada bulan Desember maka saat
itu adalah musim dingin di Palestina. Hal ini mustahil karena kebiasaan gembala
di sana menjaga kawanan ternak pada musim panas. Jika pada musim dingin mereka
semua berada di gua bukan di padang. Berdasar penjelasan beberapa sumber maka
penjelasan tanggal 25 Desember adalah berikut ini :
Menurut sejarah Kaisar Konstatin ketika berperang
untuk menguasai wilayah tertentu mengalami kekalahan terus menerus. Namun
ketika ia pulang sehabis kalah berperang ia melihat di langit tanda salib.
Akhirnya ia bersumpah jika ia menang berperang maka ia akan menjadi Kristen.
Dan ternyata ia menang perang pada tahun 325 masehi, maka agama Kristen menjadi
agama negara.
Menurut penanggalan Romawi, tanggal 25 Desember
disebut "dies invicti solis" yang artinya "hari dari tuhan
(dewa) matahari ( Mithras ) yang telah dikalahkan". Yesus diumpamakan
sebagai "matahari kebenaran" dan "cahaya atau terang
dunia." Jadi tanggal 25 Desember adalah hari kelahiran Mithras, yang
asalnya dewa matahari Iran yang dipuja di Roma. Selain itu untuk menyambut
kedatangan dewa matahari maka mereka juga menghias pohon-pohon cemara yang ada,
dan inilah asalnya pohon natal.
Menurut metode Teologi Sistematika,....
ngomong-ngomong apa itu ya? sudah baca aja terus nanti kepanjangan jelasinnya.
Jadi begini prinsipnya : "bentuk diterima makna diubah".
Seperti kita ketahui terkadang kebiasaan yang
bertahun-tahun susah untuk mengubahnya karena sudah mendarah daging dan sudah menjadi budaya, Jika ingin
mengubah butuh perjuangan ekstra sebab kita saja mengubah budaya yang ada dalam keluarga sulit dan repot apalagi mengubah budaya suatu bangsa atau negara.Jadi dalam hal ini kita mengubah makna namun
bentuk tidak diubah. Contoh adalah penggunaan nama Allah yang adalah nama
berhala namun digunakan dengan makna yang berbeda dalam beberapa agama.
Jadi dalam hal ini tanggal 25 Desember, pohon natal
adalah bentuk yang tetap dipertahankan tapi maknanya diubah
yaitu untuk penyembahan kepada Yesus. Dengan demikian ibadah mereka
ditujukan kepada Yesus dan menerima ajaran alkitab ketika ibadah.
Setelah kita melihat uraian di atas maka kita dapat
simpulkan sebagai berikut:
- Kita boleh mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek dalam rangka merayakan musim semi. Hal ini tidak ada bedanya seperti kita merayakan hari kemerdekaan, tahun baru, dan lain-lain yang sejenisnya.
- Konsep kita diubah dalam perayaan ini dengan tidak menggunakan ornamen / lambang yang bertentangan dengan alkitab seperti gambar naga.
- Yang dulu kita pergi ke kelenteng untuk memohon berkat maka kita pergi ke gereja memohon berkat kepada Yesus dalam segala hal.
Kesimpulan
Kita boleh mengucap selamat tahun baru imlek sebagai
tradisi dengan konsep yang diperbaharui yaitu beribadah ke Tuhan Yesus dan
berterima-kasih atas penjagaan dan pemeliharaan terhadap hidup kita dalam
segala hal.
Tapi bagaimana angpaunya nih boleh diterima ngga? ya
jelas boleh dong masa rejeki ditolak kapan lagi dapat, inikan dari Tuhan Yesus
juga...he..he.....
"Gōngxǐ
fācái" = "selamat dan semoga banyak rejeki"
"Xīnnián
kuàilè" = "Selamat Tahun Baru"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar